Monday 19 June 2017

Cerpen Sedih



“MENINGGALKAN DENGAN ALASAN”
KARYA ARIF WIBOWO

Semua berjalan baik – baik saja, dia sudah berjanji tidak akan meninggalkanku apapun yang terjadi. Aku memang orang yang sederhana pendidikan hanya sampai SMA, anak tunggal dari seorang ayah petani dan ibu pejahit.  Berbeda dengan dia yang sekarang sedang kuliah S1 manajemen di universitas ternama, ayah dan ibunya sejak dulu sudah kaya raya, memiliki berbagai usaha kuliner dan toko yang besar didesanya. Arinda terkenal sebagai gadis yang pintar sehingga banyak laki – laki yang kaya dan berpendidikan mendekatinya namun tetap saja dia memilihku dan menjalin hubugan yang spesial denganku meskipun hubungan ini masih kita rahasiakan dari orangtuanya.
Tepat dihari jadi kita yang ke 2 tahun, kita bertemu disebuah taman kecil dekat rumahnya, aku tidak memiliki firasat apapun tentang hubungan kita ini, dia berkata bahwa dia telah dijodohkan dengan laki – laki yang kaya raya dan berpendidikan tinggi oleh orang tuanya dan diapun tidak dapat menolaknya. “Tapi kamu sudah berjanji akan bersamaku dan tidak akan meninggalkanku”. “Aku mohon maaf mas, ini semua juga demi kebaikanku, aku tidak bisa terus bersamamu mas diriku juga tidak bisa melawan takdir”.
Ternyata semua wanita itu sama, dia tidak akan memilih laki – laki dengan segala kekurangannya, aku sakit hati dengan seseorang yang sangat aku cintai aku berusaha melupakan dia untuk selamanya dan memperbaiki kehidupanku sendiri. Semua tentang dirinya aku kubur dalam – dalam. Di desaku aku berjuang mati – matian untuk sukses agar tidak ada lagi wanita yang meremehkanku dan merendahkanku hanya karena aku adalah orang miskin yang berpendidikan rendah. Aku tekun ikut bekerja sebagai salah satu buruh tani Pak Kades disini, mengabdi kepada beliau agar aku dapat mengubah nasibku sendiri. Sebagai salah satu buruh yang tekun aku mulai dikenal oleh Pak Kades bahkan kini aku sudah bukan lagi buruh tani lagi setelah aku dipercaya sebagai pengawas produksi coklat kini aku tidak perlu lagi bersusah payah mengeluarkan keringat untuk bekerja.
Keadaan ekonomi orang tuaku juga semakin membaik, tabungan yang aku simpan sudah terkumpul banyak, kesuksesanku ini karena sakit hatiku kepada dia, seorang wanita yang meninggalkanku hanya karena materi saja. Kini akau sudah sukses wanita yang manapun aku bisa memilih. Namun karena sakit hatiku pada Arinda aku ingin menemuinya dulu agar aku dapat menunjukan kepadanya dan orang tuanya bahwa aku bisa menjadi orang sukses meskipun pendidikanku rendah dan semuanya serba kekurangan.
Mobil aku nyalakan, masih teringat dulu ketika aku mengayuh sepedah selama 2 jam hanya demi bertemu dengan dia pujaan hatiku yang menghianati perkataannya sendiri. Setelah sampai disana pemandangan terlihat berbeda toko besar yang ada didepan rumahnya sudah tutup, mungkin saja tokonya sudah bangkrut. 2 tahun aku tidak pernah kesini kenangan yang aku ingat adalah saat aku harus pura – pura membeli sesuatu ditoko besar milik orangtuanya agar aku dapat bertemu dengan Arinda.
Rumah sore itu nampak sepi, aku mengetuk pintu namun tidak ada tanda – tanda kalau didalam rumah ada orang namun akau memutuskan untuk menunggu sebentar. Ayah dan Ibunya Arinda datang dengan motor jadul dan pakaian mereka sangat kumuh sekali berbeda dengan keadaan mereka dulu. Ibunya berkata “Ini nak Bani ya ?, bagaimana kabarnya ? kenapa lama tidak kesini ?”. Aku tidak bisa menjawab pertanyaan Ibunya, kenapa Ibunya mengenalku bahkan aku tidak pernah dikenalkan oleh Arinda. Setelah Ayah Arinda menyuruhku masuk aku melihat sekeliling rumah sangat kotor dan kumuh bahkan lebih buruk dari rumahku dulu ketika aku miskin. “Maksud kedatangan sayan disini untuk menanyakan bagaimana kehidupan Arinda apakah dia bahagia dengan suaminya ?”. Ibunya mengeluarkan air mata mungkin saja dia tersinggung dengan pertanyaanku yang bernada tinggi tersebut. “Dulu Arinda meninggalkanku hanya karena aku adalah orang yang miskin dan berpendidikan rendah, dia terpaksa memilih laki – laki yang dipilihkan oleh orang tuanya dan mementingkan kebahagiaan materi”.
“Saya titip salam saja sama anak Ibu dan Bapak, kalau saya sekarang berbeda dengan yang dulu, saya sudah sukses dunia berputar lihat kondisi keluarga Ibu dan Bapak saat ini”. Tak lama kemudia dengan nada sedih ayah Arinda menjawab dengan nada sedih “Arinda sudah tidak ada nak, tepat hari ini 1 bulan meninggalnya”. Dunia rasanya hancur seketika sebenarnya apa yang terjadi membuatku binggung, dia meninggalkanku tanpa alasan yang jelas dan  setelah 2 tahun aku tidak bertemu dengan dia ternyata dia sudah meninggal. Ibunya berkata “Arinda sakit kanker otak, bahkan setelah semuanya habis terjual demi pengobatannya dia bahkan tak sembuh juga, mungkin tuhan lebih sayang dengan Arinda”. Diriku semakin bersedih melihat air mata Ibu Arinda bercucuran, aku yang awalnya berdiri berusaha duduk tenang. “Bagaimana dengan suaminya ? apalah dia meninggalkannya karena dia sakit ? ayahnya menjawab “Arinda tidak pernah menikah sebelumnya, dan dia berkata tidak pernah ingin menikah dengan siapapum”
Aku tidak paham dengan semua ini, sampai ibunya memberikan surat terakhir dari Arinda yang ditulis sebelum meninggal, ibunya berkata bahwa jika ada Bani kesini dan saya sudah tiada dia minta tolong untuk memberikan surat tulisan tangannya kepadaku, aku mulai membaca surat tersebut.
Untuk Bani kekasihku

Jika kamu membaca surat ini, mungkin semuanya sudah terjadi dan kita tidak bisa bersama lagi.
Aku memutuskan hubungan kita bukan karena sebuah alasan yang kukatakan padamu kala itu, itu sama sekali tidak benar aku berbohong padamu, aku merahasiakan hubungan kita dari orangtuaku karena aku takut mereka tidak merestui hubungan kita itu juga bohong.

Sejak dulu aku sudah memberitahu kepada orangtuaku ada seorang laki – laki hebat yang membuatku merasa hidup lebil lama didunia yaitu kamu.

Aku tidak ingin bahwa orang yang aku cintai ikut turut memikirkan diriku yang tak berdaya melawan sakit kanker otak ini. Aku berharap kamu melanjutkan kehidupanmu sendiri dan aku juga melanjutkan sisa hidupkju sendiri tanpa harus merepotkan orang yang aku sayangi, aku takut kamu sedih dengan keadaanku saat ini dan aku tidak mau itu terjadi aku takut bahwa impianmu untuk sukses akan terkubur dalam – dalam setelah kamu mengetahui umurku tidak panjang lagi.

Bani, temukanlah kebahagiaanmu sendiri, carilah kebahagiaanmu tanpa diriku aku percaya orang yang tekun dan gigih sepertimu pasti bisa sukses, wanita mana yang tidak suka denganmu. Kamu mencintai seseorang dengan sederhana dan apa adanya. TERIMA KASIH telah membantuku berjuang melawan penyakit ini lebih lama.

Arinda
           
Setelah membaca surat tersebut, seketika diriku manjadi rapuh, dia ternyata adalah wanita yang luar biasa, dia bisa membuatku sukses, dia bisa membuatku menemukan kehidupanku yang lebih baik tanpa sengaja air mataku membasahi surat dari wanita yang sangat aku cintai, setelah aku berpamitan kepada kedua orang tua Arinda, aku pulang dan aku menghapus semua kesombongan yang ada pada diriku saat ini, aku ingin menjadi seorang laki – laki biasa seperti dulu, laki – laki sederhana yang dicintai oleh seseorang tanpa memandang apapun. Aku memang berpikiran bahwa Arinda adalah wanita yang juga memandang segalanya dari materi, wanita yang menghianati perkataannya sendiri ternyata semua itu salah dia menginginkan agar aku tidak terpuruk dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Aku yang merasa sakit hati dengan dia namun ternyata sakit hatiku inilah yang membuatku berubah. Ternyata selama ini dia meninggalkanku dengan alasan itu semua, selamat jalan Arinda terima kasih atas segalanya.

No comments:

Post a Comment

Pasang Wifi Murah Tuban

Halooo semuanya !!! Salam hangat dari 𝐁𝐒𝐳𝐧𝐞𝐭 yang baru saja hadir di Kota Tuban. Kami ingin menawarkan 𝐁𝐒𝐳𝐧𝐞𝐭 𝐰𝐒𝐟𝐒 untuk and...