Sunday, 18 October 2015

Tugas Materi Kuliah Berbicara (Semester 1) PBS Pagi


MAKALAH
BERBICARA
(BERBICARA UNTUK MENGINFORMASIKAN)



OLEH:



EMIYUS KAGOYA           (2015210017)
KHURIN MURTAFIAH    (2015210028)
ALVI NUR ZUHRAIDA    (2015210029)
VIRONIKA DIYA A.         (2015210044)
ARIF WIBOWO                 (2015210049)
MELINDA FUKAR            (2015210052)






UNIVERSITAS DR SOETOMO
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2015/2016


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang telah di tentukan.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, sampai akhir zaman.
Makalah Mata Kuliah “Berbicara” dapat terselesaikan tepat waktu. Dengan selesainya makalah ini tak lupa penyusun menyampaikan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu, menyumbangkan pikirannya, memberi kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Akhirnya penyusun harapkan agar hasil dari makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembelajaran selanjutnya.


Surabaya, 18 Oktober 2015


                                                                                                                  Penyusun







i



DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................... ii
BAB I             :  PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang...................................................................................  1
1.2.... Rumusan Masalah..............................................................................  2
1.3.... Tujuan ...............................................................................................   3
BAB II :  PEMBAHASAN
        2.1     Pengertian Keterampilan Berbicara...............................,.................... 3
        2.2     Tujuan Keterampilan Berbicara.......................................................... 4        
        2.3     Ragam Berbicara................................................................................. 5
        2.4     Faktor Penunjang dan Penghambat Keterampilan Berbicara……….. 6
                  2.4.1 Faktor Penunjang……………………………………………… 6
                  2.4.2 Faktor Penghambat……………………………………………. 6

      2.5     Berbicara Untuk Menginformasikan………………………………..  7


BAB III : PENUTUP
            4.1       Kesimpulan.......................................................................................... 8
            4.2       Saran.................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN






ii



BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan sarana  untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama manusia. Bahasa dianggap sebagai alat yang paling sempurna dan mampu membawakan pikiran dan perasaan baik mengenai hal-hal yang bersifat konkrit maupun yang  bersifat abstrak (Effendi, 1985:5). Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan.
Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan pada teori saja, tetapi siswa dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi. Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya (Tarigan, 1986:86). Keterampilan ini bukanlah suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara formal  memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Stewart dan Kennert Zimmer (Haryadi dan Zamzani, 1997:56) memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan  setiap individu maupun kelompok. 
Siswa yang mempunyai keterampilan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya. Berbicara menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan berbicara  mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat menyampaikan informasi. Kemampuan siswa dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan memahami bacaan.



1



1.2  Rumusan Masalah

1.2.1   Apa pengertian keterampilan berbicara?
1.2.2   Apa tujuan keterampilan berbicara?
1.2.3   Apa saja ragam berbicara?
1.2.4   Apa saja faktor penunjang dan penghambat keterampilan berbicara?
1.2.5  Bagaimana cara penilaian keterampilan berbicara?
1.2.6  Bagaimana hubungan keterampilan berbicara dengan aspek kebahasaan lainnya?
1.2.7   Apa yang dimaksud berbicara untuk menginformasikan ?

1.3  Tujuan

1.3.1   Memahami pengertian keterampilan berbicara.
1.3.2   Memahami tujuan keterampilan berbicara.
1.3.3   Memahami ragam berbicara.
1.3.4   Memahami faktor penunjang dan penghambat keterampilan berbicara.
1.3.5   Memahami cara penilaian keterampilan berbicara.
1.3.6   Memahami hubungan keterampilan berbicara dengan aspek kebahasaan lainnya.
1.3.7   Memahami maksud dari berbicara untuk menyampaikan informasi.

1.4  Manfaat

1.4.1   Dapat memahami pengertian keterampilan berbicara.
1.4.2   Dapat memahami tujuan keterampilan berbicara.
1.4.3   Dapat memahami ragam berbicara.
1.4.4   Dapat memahami faktor penunjang dan penghambat keterampilan berbicara.
1.4.5   Dapat memahami cara penilaian keterampilan berbicara.
1.4.6   Dapat memahami hubungan keterampilan berbicara dengan aspek kebahasaan lainnya.
1.4.7   Dapat memahami maksud dari berbicara untuk menyampaikan informasi.





2



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keterampilan Berbicara

Menurut Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan  akhirnya terampil berbicara.
Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasan,serta perasaan (Tarigan, 1983:14).
Pendapat lain mengemukakan, “Berbicara adalah keterampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan, dan keinginan pada orang lain” (Mukhsin dalam Carolina, 2001:18).
Sabarti dkk. (dalam Bukian, 2004:15) menyatakan, “Berbicara adalah peristiwa atau proses penyampaian gagasan secara lisan.” Sejalan dengan itu, Tarigan (1991:132) menegaskan, “Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasan lisan.”
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat ekspresif dan produktif lisan. Dikatakan produktif karena orang yang berbicara (pewicara) dituntut untuk menghasilkan paparan secara lisan yang merupakan cermin dari gagasan, perasaan, dan pikiran yang disampaikan kepada orang lain.
Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar  (audible) dan yang kelihatan  (visible)  yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud  dan tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik, dan linguistik.



3



2.2 Tujuan Keterampilan Berbicara

Menurut Tarigan (1983:15) tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, sebaiknya sang pembicara memahami  makna segala sesuatu yang ingin dikombinasikan, dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan.
Menurut Djago, dkk (1997:37) tujuan pembicaraan biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu
(1) menghibur,
      (2) menginformasikan,
(3) menstimulasi,
(4) meyakinkan, dan
 5) menggerakkan.
Pada dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu:
a.    Memberitahukan dan melaporkan (to inform).
b.    Menjamu dan menghibur (to entertain).
c.    Membujuk, mengajak, mendesak dan meyakinkan (to persuade).
Beberapa prinsip umum yang mendasari kegiatan berbicara antara lain:
a.    Membutuhkan paling sedikit dua orang.
b.    Mempergunakan suatu sandi linguistic yang dipahami bersama.
c.    Menerima atau mengakui suatu daerah referensi umum.
d.   Merupakan suatu pertukaran antar partisipan.
e.    Menghubungkan setiap pembicaraan dengan yang lainnya dan  kepada lingkungannya dengan segera.
f.     Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini.
g.    Hanya melibatkan aparant atau perlengkapan yang berhubungan dengan suara atau bunyi bahasa dan pendengaran.
h.    Secara tidak pandang bulu menghadapi serta memperlakukan apa yang nyata dan apa yang diterima sebagai dalil.
Keterampilan utama dalam berbicara yaitu:
a.    Keterampilan social, kemampuan berpartisipasi secara efektif dalam hubungan-hubungan masyarakat. Keterampilan ini menuntut agar kita mengetahui apa yang dibicarakan, bagaimana cara mengatakannya dan kapan mengatakannya
b.    Keterampilan semantic, kemampuan mempergunakan kata-kata dengan tepat arti.
c.    Keterampilan fonetik, kemampuan membentuk unsur-unsur fonemik bahasa kita secara tepat.
d.   Keterampilan vocal, kemampuan menciptakan efek emosional yang diinginkan dengan suara.


 4


2.3 Ragam Berbicara

Secara garis besar, berbicara dapat dibagi atas:
1.    Berbicara di muka umum (public speaking) mencakup empat jenis, yaitu:
a.    Berbicara untuk melaporkan.
b.    Berbicara secara kekeluargaan.
c.    Berbicara untuk meyakinkan.
d.   Berbicara untuk merundingkan.
2.    Berbicara pada konferensi, yang meliputi:
a.    Diskusi kelompok.
b.    Prosedur perlementer.
c.    Debat










                                                        5


 

2.4 Faktor Penunjang dan Penghambat Keterampilan Berbicara

2.4.1 Faktor penunjang
Berbicara atau kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan individu dalam usaha menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok orang, yang disebut juga audience atau majelis. Supaya tujuan pembicaraan atau pesan dapat sampai kepada  audience dengan baik, perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat menunjang keefektifan berbicara.                                                                                           
a.       Faktor kebahasaan
Faktor kebahasaan yang terkait dengan keterampilan berbicara antara lain:
1)        Ketepatan pengucapan atau pelafalan bunyi.
2)        Penempatan tekanan, nada, jeda, intonasi dan ritme.
3)        Pemilihan kata dan ungkapan yang baik.
4)        Ketepatan susunan kalimat.
b.      Faktor nonkebahasaan
1)    Sikap yang tenang, wajar dan tidak kaku.
2)    Pandangan diarahkan kepada lawan bicara.
3)    Kesediaan menghargai pendapat orang lain.
4)    Kesediaan mengkoreksi diri sendiri.
5)    Keberanian mengemukakan dan mempertahankan pendapat.
6)    Gerak-gerik dan mimik yang tepat.
7)    Kenyaringan suara.
8)    Kelancaran.
9)    Penalaran dan relevansi.
10) Penguasaan topic.
2.4.2 Faktor penghambat
Ada kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang mengakibatkan pesan yang diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara. Tiga faktor penyebab gangguan  dalam kegiatan berbicara, yaitu:
a. Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal dari luar partisipan.
b. Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik, misalnya lagu, irama, tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh, dan
c. Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam keadaan marah, menangis, dan sakit.






                                                    6

2.5  Berbicara Untuk Menginformasikan

Bebicara dengan tujuan ini, biasanya bersuasana serius, tertib, dan hening. Soalnya, pesan yang dibicarakan merupakan pusat perhatian, baik pembicara maupun pendengar. Dalam hal ini, pembicara harus berusaha  berbicara dengan jelas, sistematis, dan tepat mengenai isi pembicaraan yang akan disampaikan, agar apa yang akan di sampaikan  terjaga keakurtannya. Pendengarpun biasanya berusaha menangkap isi dari informasi yang di sampaikan dengan penuh kesungguhan. Contoh nya yaitu: penjelasan seorang Polisi mengenai konflik yang sedang terjadi ke khalayak umum, penjelasan seorang Presiden mengenai kenaikan BBM.
Dalam berbicara untuk menginformasikan soal pesan merupakan pusat perhatian, baik pembicara maupun pendengar. Dalam berbicara menginformasikan pembicara berusaha berbicara jelas, sistematis, dan tepat isi agar informasi benar-benar terjaga keakuratannya. Pendengar pun biasanya berusaha menangkap informasi yang disampaikan dengan segala kesungguahan.









7



BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN
Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar  (audible) dan yang kelihatan  (visible)  yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud  dan tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik, dan linguistik.
Pada dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu:
a.       Memberitahukan dan melaporkan (to inform).
b.      Menjamu dan menghibur (to entertain).
c.       Membujuk, mengajak, mendesak dan meyakinkan (to persuade).
Secara garis besar, berbicara dapat dibagi atas:
a.       Berbicara di muka umum (public speaking)
b.      Berbicara pada konferensi
Faktor penunjang
a.       Faktor kebahasaan
b.      Faktor nonkebahasaan
Faktor penghambat
a.       Faktor fisik
b.      Faktor media
c.       Faktor psikologis
Dalam mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya harus memperhatikan lima faktor, yaitu:
a) Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal, konsonan) diucapkan dengan tepat?
b) Apakah pola-pola intonasi, naik dan turunnya suara serta rekaman suku kata memuaskan?
c) Apakah ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang pembicara tanpa referensi internall memahami bahasa yang digunakan? 
d) Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang tepat?
e) Sejauh  manakah “kewajaran” dan  “kelancaran” ataupun “kenative-speaker-an” yang tecermin bila sesorang berbicara?
Hubungan antara berbicara dengan menyimak yaitu ucapan (speech) biasanya diperoleh dari kemampuan menyimak dan meniru. Oleh karena itu contoh model yang disimak atau direkam oleh sang anak sangat penting dalam penguasaan kecakapan berbicara.
Hubungan antara berbicara dengan membaca yaitu performansi atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan berbahasa lisan.
Hubungan antara ekspresi lisan dengan ekspresi tulis sang anak belajar berbicara jauh sebelum dia dapat menulis; dan kosakata, pola-pola kalimat, serta ide-ide yang memberi ciri pada ujarannya merupakan dasar bagi ekspresi tulis berikutnya,

SARAN
     Dengan pentingnya aspek berbicara semoga makalah ini dapat memberikan motivasi untuk mengembangkan kemampuan berbicara.










8





DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur.2008.”Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa”.Bandung.Angkasa
Dra.Maidar, dkk. 1986.”Berbicara II”. Jakarta. Karunika











































9


No comments:

Post a Comment

Pasang Wifi Murah Tuban

Halooo semuanya !!! Salam hangat dari 𝐁𝐢𝐳𝐧𝐞𝐭 yang baru saja hadir di Kota Tuban. Kami ingin menawarkan 𝐁𝐢𝐳𝐧𝐞𝐭 𝐰𝐢𝐟𝐢 untuk and...