Monday, 20 March 2017

Cerpen 1



CITA – CITA … ???
Aduh …. matahari sudah benar – benar terbit, aku masih teringat tugas yang hari ini seharusnya harus sudah selesai. Rasanaya malas sekali pergi kesekolah karena hari ini pelajaran bahasa inggris, bukan karena bahasa inggrisnya tapi kerena pak guru memberikan tugas bercerita tentang cita – cita didepan kelas dengan bahasa inggris tentunya. Ibu sudah membawakan seragam hari Rabu ke kamar, sementara aku masih duduk didepan jendela sambil melihat kakek memberikan makan ayam – ayam kecil yang baru menetas kemarin, kakek tersenyum melihatku sambil mengucapkan selamat pagi.  Kaki perlahan aku langkahkan ke kamar mandi tapi sebelum itu aku menyalakan radio dikamarku. Sambil merasakan dinginnya air pagi ini yang kebetulan juga mendung aku mulai memikirkan lagi mengenai tugas bahasa inggris, permasalahannya adalah mengenai cita – cita, yah aku sendiri meskipun saat ini sudah kelas 7 SMP aku masih binggung apa sebenarnya cita – citaku. Sejak SD sampai sekarang aku masih binggung apa sebenarnya cita – citaku kelak ketika aku dewasa.
            Seragam sudah aku gunakan lengkap, kini saatnya menuju ruang makan untuk sarapan, dikeluargaku sarapan adalah hal wajib yang tidak boleh dilewatkan. Pagi ini ibu masak sayur kesukaanku yaitu sop dengan banyak wortel dan kentang tapi entah kenapa pagi ini agak susah rasanya untuk sarapan banyak seperti biasa, dalam pikiranku yang ada hanyalah mengenai tugas cita – cita yang sudah diberikan oleh pak guru minggu lalu masih juga belum bisa aku selesaikan, padahal bahasa inggris adalah pelajaran favoriteku sejak dulu tapi entah kenapa jika yang diajarkan mengenai cita – cita rasanya kurang berminat. Aku duduk disamping kakakku, kakak yang saat ini sudah kelas 12 SMA dalam kondisi makan masih saja memegang buku pelajarannya, aku mencoba bertanya pada kakak “ jika nanti sudah lulus kuliah kakak ingin jadi apa ? ” nampaknya kakak agak cuek karena tidak biasanya akur dengan kakak dimeja makan. “mau jadi pengacara, nanti kalau sudah lulus SMA kan kakak mau ambil kuliah jurusan hukum”. Kakak lalu mengakhiri sarapannya kemudian bersalaman dengan ibu dan ayah yang baru hadir di meja makan, temannya sudah memanggil untuk berangkat sekolah bersama.  
            Ayah menyalakan TV, sambil melihat acara berita pagi ini masih pukul 06.00 WIB. Nampaknya hari ini ayah sedang sibuk karena banyak agenda meeting di kantor. Sambil sarapan aku mulai bicara dengan ayah “apakah cita – cita ayah waktu kecil dulu ?” sambil mengecilkan volume TV ayah menjawab “dulu ayah maunya jadi dokter tapi ayah malas belajar jadi ayah tidak lolos buat kuliah jurusan kedokteran” sambil serius aku mulai bertanya “apakah semua orang harus punya cita – cita ?” ayah mulai mematikan TV dan pamit dengan ibu sambil menjawab “iya karena dengan memiliki cita – cita kita mempunyai tujuan mau jadi seperti apa ketika kelak kita dewasa, dan tentunya cita – cita harus setinggi langit, agar cita – cita dapat terwujud tentunya dimulai dari belajar yang rajin”. Aku mulai berpikir aku sudah rajin belajar dan sejak dulu selalu mendapat peringkat 10 besar, bahkan saat lulus SD menjadi siswa berprestasi nomor 2, cukup membanggakan walau bukan nomor 1.
            Setelah bersalaman dengan Ibu aku segera menuju mobil dan ayah sudah siap berangkat kerja dan mengantarku sekolah. Aku mengeluarkan buku tugas bahasa inggris, yahhhh masih kosong tulisanku tentang apa cita – citaku yang ada hanya tulisan nama lengkap Dwita Tirana Dewi, dan nomor absen 9. Sepanjang jalan aku hanya fokus dengan buku tugas bahasa inggrisku, sambil mulai berpikir apa sebenanya cita – citaku, sampai saat ini masih kosong dan belum paham menganai apa nanti yang aku tulis dibuku tugas bahasa inggrisku. Perjalanan ke sekolah biasanya ditempuh sekitar 1 jam kali ini aku berharap perjalanan berlangsung lebih lama sampai aku benar – benar menyelesaikan tugas bahasa inggris.
            Sepanjang perjalanan aku mengamati berbagai profesi yang ada, yang pertama aku lihat adalah polisi yang mengarahkan lalu lintas, tapi apakah aku akan menjadi polisi wanita rasanya tidak mungkin menulis kalau cita – citaku menjadi seorang polwan. Aku kembali melihat sekitar jendela mobil, kini aku melihat seorang ibu yang bekerja sebagai penjahit namun masih belum berpikir aku ingin menjadi seorang penjahit. Sekitar 30 menit lagi akan sampai disekolah aku mulai berpikir setelah melihat berbagai profesi di pinggir jalan masih belum bisa menemukan apa cita – citaku setelah sampai didepan sekolah SDku yang dulu dan melihat Ibu – Bapak guru yang bersalaman dengan murid – murid yang datang kesekolah aku berpikir bahwa mungkin saja cita – citaku menjadi seorang guru, aku dirumah sering sekali membantu keponakan – keponakanku yang masih TK, membantunya belajar dan bahkan sudah menjadi hobiku. Aku sekarang ketua kelas dan ketua kelas adalah pemimpin sama seperti guru, guru adalah pemimpin dari murid – muridnya. Aku mulai punya ide tulisan tentang cita – cita menjadi seorang guru, seorang guru bisa menjadikan seseorang menjadi polisi, penjahit, manajer di bank seperti ayah, seorang ibu rumah tangga seperti ibu, petani seperti kakek, pedagang seperti almarhumah nenek, serta pengacara seperti cita – cita kakak. Aku mulai tersenyum alangkah bahagia jika menjadi seeorang guru, saat ini saja aku sudah mulai hobi berbicara didepan kelas memberiakan pengumuman yang harus disampaikan seorang ketua kelas, kelak itu bisa menjadi bekal untuk menjadi seorang guru.
            “Ayah, aku ingin menjadi guru, agar kelak bisa bermanfaat bagi semua orang – orang, dan guru bisa menjadikan seseorang menjadi apapun bahkan seorang presiden juga memiliki gurukan ?”. “Ayah pasti bangga nanti kalu anak ayah menjadi seorang guru, karena guru adalah pekerjaan yang luar biasa nak, belajarlah yang rajin seorang guru harus memiliki banyak ilmu untuk mendidik murid – muridnya”. Aku merasa bangga memiliki cita – cita sebagai seorang guru, Ayah sangat mendukungku. Sebuah kata mulai aku tuliskan yaitu “Guru”, tapi kemudian aku menggantinya menjadi “Teacher”. Mobil ayah berhenti didepan gerbang sekolah aku bersalaman dengan ayah dan turun dari mobil. Jam baru menunjukan pukul 07.00 WIB, kelas akan masuk pada jam 07.30 WIB masih ada waktu untuk mengarang mengenai  cita – citaku, yah cita – citaku sudah jelas yang bermulai dari hobiku,  aku ingin menjadi seorang GURU.

No comments:

Post a Comment

Pasang Wifi Murah Tuban

Halooo semuanya !!! Salam hangat dari 𝐁𝐢𝐳𝐧𝐞𝐭 yang baru saja hadir di Kota Tuban. Kami ingin menawarkan 𝐁𝐢𝐳𝐧𝐞𝐭 𝐰𝐢𝐟𝐢 untuk and...