MAKALAH
BERBICARA
(BERBICARA
UNTUK MENGINFORMASIKAN)
OLEH:
EMIYUS KAGOYA
(2015210017)
KHURIN MURTAFIAH
(2015210028)
ALVI NUR ZUHRAIDA
(2015210029)
VIRONIKA DIYA A. (2015210044)
ARIF WIBOWO (2015210049)
MELINDA FUKAR (2015210052)
UNIVERSITAS DR SOETOMO
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang
telah di tentukan.
Shalawat serta
salam senantiasa tercurah limpahkan pada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW, sampai akhir zaman.
Makalah Mata
Kuliah “Berbicara” dapat terselesaikan
tepat waktu. Dengan selesainya makalah ini tak lupa penyusun menyampaikan
terimakasih pada semua pihak yang telah membantu, menyumbangkan pikirannya,
memberi kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.
Akhirnya
penyusun harapkan agar hasil dari makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembelajaran selanjutnya.
Surabaya,
18 Oktober 2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................
i
Daftar Isi....................................................................................................................
ii
BAB
I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................
1
1.2.... Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3.... Tujuan ............................................................................................... 3
BAB
II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keterampilan Berbicara...............................,.................... 3
2.2 Tujuan Keterampilan Berbicara.......................................................... 4
2.3 Ragam
Berbicara.................................................................................
5
2.4 Faktor Penunjang dan Penghambat
Keterampilan Berbicara……….. 6
2.4.1 Faktor Penunjang………………………………………………
6
2.4.2 Faktor Penghambat…………………………………………….
6
2.5 Berbicara Untuk Menginformasikan……………………………….. 7
BAB
III : PENUTUP
4.1 Kesimpulan..........................................................................................
8
4.2 Saran.................................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
PENDAHULUAN
Kehidupan manusia tidak dapat lepas
dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi
antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam rangka memenuhi sifat
manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama manusia.
Bahasa dianggap sebagai alat yang paling sempurna dan mampu membawakan pikiran
dan perasaan baik mengenai hal-hal yang bersifat konkrit maupun yang
bersifat abstrak (Effendi, 1985:5). Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa
yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan berbahasa yang memadai akan lebih
mudah menyerap dan menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan.
Keterampilan berbahasa terdiri dari
empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa. Dengan
demikian, pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan
pada teori saja, tetapi siswa dituntut untuk mampu menggunakan bahasa
sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi. Salah satu
aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab
keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya (Tarigan, 1986:86).
Keterampilan ini bukanlah suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara
turun temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat
berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan
dan pengarahan yang intensif. Stewart dan Kennert Zimmer (Haryadi dan Zamzani,
1997:56) memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai
suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan setiap individu maupun
kelompok.
Siswa yang mempunyai keterampilan
berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya.
Berbicara menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan
berbicara mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan
bersifat menyampaikan informasi. Kemampuan siswa dalam berbicara juga akan
bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan memahami bacaan.
1
1.2.1 Apa
pengertian keterampilan berbicara?
1.2.2 Apa
tujuan keterampilan berbicara?
1.2.3 Apa
saja ragam berbicara?
1.2.4 Apa
saja faktor penunjang dan penghambat keterampilan berbicara?
1.2.5 Bagaimana
cara penilaian keterampilan berbicara?
1.2.6 Bagaimana hubungan keterampilan
berbicara dengan aspek kebahasaan lainnya?
1.2.7 Apa yang dimaksud berbicara untuk
menginformasikan ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Memahami
pengertian keterampilan berbicara.
1.3.2 Memahami
tujuan keterampilan berbicara.
1.3.3 Memahami
ragam berbicara.
1.3.4 Memahami
faktor penunjang dan penghambat keterampilan berbicara.
1.3.5 Memahami
cara penilaian keterampilan berbicara.
1.3.6 Memahami
hubungan keterampilan berbicara dengan aspek kebahasaan lainnya.
1.3.7 Memahami maksud dari berbicara untuk menyampaikan
informasi.
1.4.1 Dapat
memahami pengertian keterampilan berbicara.
1.4.2 Dapat
memahami tujuan keterampilan berbicara.
1.4.3 Dapat
memahami ragam berbicara.
1.4.4 Dapat
memahami faktor penunjang dan penghambat keterampilan berbicara.
1.4.5 Dapat
memahami cara penilaian keterampilan berbicara.
1.4.6 Dapat
memahami hubungan keterampilan berbicara dengan aspek kebahasaan lainnya.
1.4.7 Dapat memahami maksud dari berbicara untuk
menyampaikan informasi.
2
BAB
II
PEMBAHASAN
Menurut Nurgiyantoro (1995:276)
berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam
kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan
bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan
akhirnya terampil berbicara.
Berbicara diartikan sebagai
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasan,serta perasaan
(Tarigan, 1983:14).
Pendapat lain mengemukakan, “Berbicara
adalah keterampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan
kehendak, kebutuhan, perasaan, dan keinginan pada orang lain” (Mukhsin dalam
Carolina, 2001:18).
Sabarti dkk. (dalam Bukian, 2004:15)
menyatakan, “Berbicara adalah peristiwa atau proses penyampaian gagasan secara
lisan.” Sejalan dengan itu, Tarigan (1991:132) menegaskan, “Berbicara adalah
keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasan lisan.”
Berdasarkan pendapat yang
disampaikan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah
salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat ekspresif dan produktif lisan.
Dikatakan produktif karena orang yang berbicara (pewicara) dituntut untuk
menghasilkan paparan secara lisan yang merupakan cermin dari gagasan, perasaan,
dan pikiran yang disampaikan kepada orang lain.
Dapat dikatakan bahwa berbicara
merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang
kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia
demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.
Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan
faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik, dan linguistik.
3
2.2 Tujuan Keterampilan
Berbicara
Menurut Tarigan (1983:15) tujuan
utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran
secara efektif, sebaiknya sang pembicara memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikombinasikan, dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasi terhadap
pendengarnya, dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala
sesuatu situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan.
Menurut Djago, dkk (1997:37) tujuan
pembicaraan biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu
(1) menghibur,
(2) menginformasikan,
(3) menstimulasi,
(4) meyakinkan, dan
5) menggerakkan.
Pada
dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu:
a. Memberitahukan
dan melaporkan (to inform).
b. Menjamu
dan menghibur (to entertain).
c. Membujuk,
mengajak, mendesak dan meyakinkan (to persuade).
Beberapa
prinsip umum yang mendasari kegiatan berbicara antara lain:
a. Membutuhkan
paling sedikit dua orang.
b. Mempergunakan
suatu sandi linguistic yang dipahami bersama.
c. Menerima
atau mengakui suatu daerah referensi umum.
d. Merupakan
suatu pertukaran antar partisipan.
e. Menghubungkan
setiap pembicaraan dengan yang lainnya dan
kepada lingkungannya dengan segera.
f. Berhubungan
atau berkaitan dengan masa kini.
g. Hanya
melibatkan aparant atau perlengkapan yang berhubungan dengan suara atau bunyi
bahasa dan pendengaran.
h. Secara
tidak pandang bulu menghadapi serta memperlakukan apa yang nyata dan apa yang
diterima sebagai dalil.
Keterampilan
utama dalam berbicara yaitu:
a. Keterampilan
social, kemampuan berpartisipasi secara efektif dalam hubungan-hubungan
masyarakat. Keterampilan ini menuntut agar kita mengetahui apa yang
dibicarakan, bagaimana cara mengatakannya dan kapan mengatakannya
b. Keterampilan
semantic, kemampuan mempergunakan kata-kata dengan tepat arti.
c. Keterampilan
fonetik, kemampuan membentuk unsur-unsur fonemik bahasa kita secara tepat.
d. Keterampilan
vocal, kemampuan menciptakan efek emosional yang diinginkan dengan suara.
4
Secara garis besar, berbicara dapat
dibagi atas:
1. Berbicara
di muka umum (public speaking) mencakup empat jenis, yaitu:
a. Berbicara
untuk melaporkan.
b. Berbicara
secara kekeluargaan.
c. Berbicara
untuk meyakinkan.
d. Berbicara
untuk merundingkan.
2. Berbicara
pada konferensi, yang meliputi:
a. Diskusi
kelompok.
b. Prosedur
perlementer.
c. Debat
5
2.4 Faktor Penunjang dan Penghambat Keterampilan Berbicara
2.4.1 Faktor penunjang
Berbicara atau kegiatan komunikasi
lisan merupakan kegiatan individu dalam usaha menyampaikan pesan secara lisan
kepada sekelompok orang, yang disebut juga audience atau majelis. Supaya tujuan
pembicaraan atau pesan dapat sampai kepada audience dengan baik, perlu
diperhatikan beberapa faktor yang dapat menunjang keefektifan berbicara.
a.
Faktor kebahasaan
Faktor kebahasaan yang terkait
dengan keterampilan berbicara antara lain:
1)
Ketepatan pengucapan atau pelafalan bunyi.
2)
Penempatan tekanan, nada, jeda, intonasi dan ritme.
3)
Pemilihan kata dan ungkapan yang baik.
4)
Ketepatan susunan kalimat.
b.
Faktor nonkebahasaan
1) Sikap yang
tenang, wajar dan tidak kaku.
2) Pandangan
diarahkan kepada lawan bicara.
3) Kesediaan
menghargai pendapat orang lain.
4) Kesediaan
mengkoreksi diri sendiri.
5) Keberanian
mengemukakan dan mempertahankan pendapat.
6) Gerak-gerik dan
mimik yang tepat.
7) Kenyaringan
suara.
8) Kelancaran.
9) Penalaran dan
relevansi.
10) Penguasaan topic.
2.4.2 Faktor penghambat
Ada kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang
mengakibatkan pesan yang diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh pembicara. Tiga faktor penyebab gangguan dalam kegiatan
berbicara, yaitu:
a. Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan
sendiri dan faktor yang berasal dari luar partisipan.
b. Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor
nonlinguistik, misalnya lagu, irama, tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian
tubuh, dan
c. Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan
komunikasi, misalnya dalam keadaan marah, menangis, dan sakit.
6
2.5 Berbicara Untuk Menginformasikan
Bebicara
dengan tujuan ini, biasanya bersuasana serius, tertib, dan hening. Soalnya,
pesan yang dibicarakan merupakan pusat perhatian, baik pembicara maupun
pendengar. Dalam hal ini, pembicara harus berusaha berbicara dengan jelas, sistematis, dan tepat
mengenai isi pembicaraan yang akan disampaikan, agar apa yang akan di
sampaikan terjaga keakurtannya.
Pendengarpun biasanya berusaha menangkap isi dari informasi yang di sampaikan
dengan penuh kesungguhan. Contoh nya yaitu: penjelasan seorang Polisi mengenai
konflik yang sedang terjadi ke khalayak umum, penjelasan seorang Presiden
mengenai kenaikan BBM.
Dalam berbicara untuk menginformasikan soal pesan
merupakan pusat perhatian, baik pembicara maupun pendengar. Dalam berbicara
menginformasikan pembicara berusaha berbicara jelas, sistematis, dan tepat isi
agar informasi benar-benar terjaga keakuratannya. Pendengar pun biasanya
berusaha menangkap informasi yang disampaikan dengan segala kesungguahan.
7
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berbicara
merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang
kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia
demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.
Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan
faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik, dan linguistik.
Pada
dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu:
a. Memberitahukan
dan melaporkan (to inform).
b. Menjamu
dan menghibur (to entertain).
c. Membujuk,
mengajak, mendesak dan meyakinkan (to persuade).
Secara garis besar, berbicara dapat
dibagi atas:
a. Berbicara
di muka umum (public speaking)
b. Berbicara
pada konferensi
Faktor
penunjang
a. Faktor kebahasaan
b. Faktor nonkebahasaan
Faktor
penghambat
a. Faktor fisik
b. Faktor media
c. Faktor psikologis
Dalam mengevaluasi keterampilan
berbicara seseorang pada prinsipnya harus memperhatikan lima faktor, yaitu:
a) Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal, konsonan) diucapkan
dengan tepat?
b) Apakah pola-pola intonasi, naik dan turunnya suara serta
rekaman suku kata memuaskan?
c) Apakah ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang pembicara
tanpa referensi internall memahami bahasa yang digunakan?
d) Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan
urutan yang tepat?
e) Sejauh manakah “kewajaran” dan “kelancaran”
ataupun “kenative-speaker-an” yang tecermin bila sesorang berbicara?
Hubungan
antara berbicara dengan menyimak yaitu ucapan (speech) biasanya diperoleh dari
kemampuan menyimak dan meniru. Oleh karena itu contoh model yang disimak atau
direkam oleh sang anak sangat penting dalam penguasaan kecakapan berbicara.
Hubungan
antara berbicara dengan membaca yaitu performansi atau penampilan membaca
berbeda sekali dengan kecakapan berbahasa lisan.
Hubungan
antara ekspresi lisan dengan ekspresi tulis sang anak belajar berbicara jauh
sebelum dia dapat menulis; dan kosakata, pola-pola kalimat, serta ide-ide yang
memberi ciri pada ujarannya merupakan dasar bagi ekspresi tulis berikutnya,
SARAN
Dengan
pentingnya aspek berbicara semoga
makalah ini dapat memberikan motivasi untuk
mengembangkan kemampuan berbicara.
8
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan,
Henry Guntur.2008.”Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa”.Bandung.Angkasa
Dra.Maidar,
dkk. 1986.”Berbicara II”. Jakarta. Karunika
9